Rabu, 16 Desember 2009

BALAPAN LIAR

Jam menunjukkan pukul 24.00 malam. Malampun sudah memulai menunjukkan kegelapanya. Angina bertiup sepoi-sepoi menambah diginnya malam sersa menusuk tulang. Beriringan dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi teman-temanku pun mulai berdatangan. Kami semua berniat menonton balapan liar di JJLS (Jalan Jalur Lintas Selatan}yang tidak jauh dari desaku. Dissatku sedang asyik memperhatikan bintang-bintang yang bertaburan di langit tiba-tiba aku dikagetkan oleh tepukkan tangan di pundakku.
“ Hai Brow…!!, jadi ke JJLS gak?”, Tanya temanku
“ Jadi donk”, jawabku singkat ternyata itu Tito kakak kelasku waktu SD
” Tit…,Heru di mana ?”,tanyaku
“ Baru ambil jaket”. Jawabnya.
Setelah aku menunggu kira-kira 15 menit akhirnya semua temanku sudah berkumpul. Karena takut ketinggalan kamipun segera berangkat ke JJLS berasma-sama dengan sepeda motor. Setelah sampai di sana aku sangat kaget karena ramai sekali tidak seperti biasanya, mungkin kalau di hitung sekitar seribu pasang mata. Kamipun ikut bergabung dengan kelompok yang lain, karena penasaran maka beranikan diri untuk bertanya pada kelompok yang di sampingku.
“ Dari mana mas ?”, tanyaku
“ Dari Jogja”, jawabnya singkat
“JOGJA !!!”tanyaku penasaran (dengan nada kaget)
“Iya..,lha kalo masnya dari mana?”ia balik bertanya
“Saya asli sini mas”, jawabku singkat
“di sini sendiri atau rame-rame mas?”, tanyaku
”Rame-Rame”, jawabnya sambil menunjukkan teman-teman yang di sampingnya.
Karena balapan sudah akan dimulai aku pun berhenti bertanya pada pada orang yang ada di sampingku. Jalanya balapanpun cukup seru tp jga sedikit menegangkan karena ada satu motor yang jatuh. Tapi kami semua tdk tau itu sebuah kecelakkan atau sebuah kecurangan yang dilakakan oleh pembalap lain. Karena merasa iba akhirnya akupun melihat keadaanya, tp belum sampai melihat oragnya tiba-tiba terdengar suara sirene dari arah selatan. Karena suara sirene itu keadaan menjadi tak karuan, karena semua orang ingin melarikan diri dari kejaran polisi. Aku langsung abmil motor dan lari ke arah utara,dan akupun tidak memikirkan temanku lagi hanya berfikir bagaimana caranya menyelamatkan diri. Hampir semua orang lari menuju ke utara dengan kecepatan tinggi, bahkan barisan depan ada yang tertabrak motor di belakangnya. Semua orang tidak ada yang menolongnyatermasuk aku aku hanya mencapkan gas tinggi-tinggi supaya biasa selamat dari kejaran polisi, tak kusangka badankuou mulai bergetar karena rasa takut. Aku berusaha tenang agar tidak terjatuh dari motor karena aku mengendarainya dengan kencang. Keadaan didesaku saat itu sangat ramai seperti suasana kampanye. Setelah merasa cukup aman aku berhenti di sejenk sambil menunggu teman-temanku. Seteah sekian lama aku menunggu akhirnya semua temanku sudah selamat dari kejaran polisi dan akhirnya kamipun pulan ke rumah masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar